Sunday, November 8, 2009

Tidak Semua Hal Harus Via Facebook


Si dia di depan saya masih saja diam. Sambil terus memencet keypad ponselnya. Lama saya menunggu jawaban, namun tak juga ada sepatah kata pun keluar darinya. Masih saja terus menatap layar handphone dan tersenyum sendiri. Selang beberapa menit kemudian, baru dia merespon pertanyaan saya:

Lo tadi nanya gue ya Mir?

Halah, gubrak! Ternyata dia asyik dengan facebook-nya.

Well, itulah sedikit dampak dari adanya Facebook. Sebuah situs jejaring sosial yang mampu membius jutaan orang untuk melupakan keadaan disekitarnya. Paling tidak selama sekian menit, seperti teman saya tadi :-).

Kenapa saya hanya sebut facebook, meski sebenarnya banyak jejaring sosial lainnya, seperti twitter ataupun friendster, semata karena facebook (sepertinya) lebih diterima dan digunakan oleh masyarakat luas. Baru di jaman facebook, ada kantor yang harus membanned situs ini agar karyawannya tidak asyik berfacebook ria di tengah jam kantor. Baru di jaman facebook pula, sesi pemotretan bersama sahabat, teman, rekan kerja, atau kolega, seringkali diakhiri dengan kalimat, ’fotonya jangan lupa di-tag di facebook yah..’

Ada teman saya bahkan sampai niat membeli hape yang dapat terkoneksi terus dengan facebook at any time and in everywhere. Jangan ditanya statusnya, update terus :-). Tapi ada juga teman yang hanya sesekali membuka facebook. Alasannya simple, sebenarnya malas join tapi daripada dibilang ketinggalan jaman kalau tidak punya facebook.

Buat saya sendiri, facebook is just for fun. Media komunikasi dengan teman-teman lama saya yang sudah tersebar di mana-mana, terlebih ketika sebagian di antara mereka sudah mengganti no handphone-nya atau justru saya yang kehilangan no hape mereka. Alat penghubung saya dengan teman-teman untuk saling tahu kabar masing-masing, terutama ketika saya dan mereka sudah terpisah jarak yang saling berjauhan. Juga tempat untuk sekedar menuliskan comment-comment lucu dan tertawa-tiwi (dalam bentuk smiley dan kata-kata tentu saja), seperti yang biasa saya lakukan ketika masih bersama mereka.

Melalui facebook, saya bisa melihat keadaan teman-teman saya dalam momen-moment istimewa mereka yang tidak bisa saya ikuti. Pernikahan, kehamilan atau kelahiran. Lewat facebook pula, saya bisa ikut merasakan apa yang sedang dirasakan teman-teman saya, tanpa mereka harus curhat dengan saya. Entah sedih, bahagia, marah, dan beragam perasaan lain. Dari facebook juga saya jadi tahu betapa ganteng dan cantiknya pasangan hidup sahabat-sahabat saya ataupun chubby-nya baby sahabat saya.

Tapi tidak semuanya bisa lewat facebook, tentunya.

Ketika teman kos kita yang kebetulan kamarnya persis di depan kamar kita ulang tahun, masak sih kita mesti memberinya ucapan selamat via facebook. Juga ketika sahabat kita terkena musibah bencana alam. Akan jauh berbeda rasanya ketika kita menghubunginya, entah dengan menelpon ataupun bertemu face to face, dan mendengar langsung curahan hatinya tentang musibah itu dibanding dengan menuliskan rasa simpati kita di facebook-nya. Ketika sahabat tersayang sakit, rasanya akan lebih bernilai ketika kita bisa meluangkan waktu sejenak untuk menjenguknya, ditambah peluk dan cium untuknya, jika dibanding dengan menuliskan kata-kata semoga cepat sembuh di wall-nya.

Ketika tetangga kita membutuhkan pertolongan mendesak dari kita, apakah kita akan menjawabnya melalui facebook juga?

Saya tidak bilang bahwa komunikasi melalui facebook itu tidak bagus. Hanya yang sekarang ini saya lihat, banyak orang sepertinya (selalu) lebih memilih menggunakan facebook di hampir setiap waktu dibanding menggunakan media komunikasi lain yang sebenarnya jauh lebih bermakna.

Ketika jarak menjadi pemisah antara kita dengan orang-orang terdekat kita, facebook memang bisa menjadi sebuah media yang akan tetap mendekatkan kita dengan mereka. Buat yang dekat, facebook bisa menjadi perekat kebersamaan. Tapi bukan berarti segala sesuatunya bisa dieskpresikan melalui facebook. Ada rasa yang lebih indah di saat-saat tertentu ketika segala sesuatunya dapat disampaikan secara langsung, secara pribadi. Hanya antara kita, saya atau anda, dengan dia. Lewat tatap muka, lewat suara ataupun sms.

So, bagaimana arti facebook bagi Anda?

Tentunya hanya Anda sendiri yang paling tahu jawabannya.

Yuk ah, jangan sampai facebook malah membuat kita dekat dengan yang jauh, tapi menjadi jauh dengan yang dekat, ok!

0 comments: