Monday, December 7, 2009

Adaptasi


When in Rome, do as the Romans do.

*********************

Hidup (salah satunya) adalah bagaimana kita beradaptasi. How we can cope with every single different thing from us with other people and environment surround.

We need to adapt. Di sekolah, di bangku kuliah, di kos, di perusahaan di mana kita kerja, di daerah kita tinggal, di manapun kita berada dan bersosialisasi. We need to adapt, dengan teman sekolah ataupun masa kuliah, kekasih, sepupu, rekan kerja, kolega, maupun boss kita.

Bukan untuk merubah diri kita menjadi seseorang yang lain. Namun untuk mencapai sebuah keharmonisan dan keselarasan dengan orang lain dan lingkungan sekitar kita. Karena kita tidak tinggal sendiri. Kita makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup.

Nah loh, lalu kenapa masih saja ada orang yang selalu dijadikan bahan omongan di satu tempat?

Karena mereka tidak mau beradaptasi. Tidak mau menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana mereka tinggal.

Kalau lingkungan sekitar kita orangnya ramah-ramah dan murah senyum, apa salahnya sih kita juga memberi senyum pada tiap orang yang kita temui, bukankah senyum itu juga adalah ibadah? Ketika sedang berada dalam suasana kerja yang formal, bukankah seharusnya kita juga ikut menyesuaikan diri dengan memakai baju kerja yang formal, dan bukannya malah memakai baju yang dapat membuat orang justru memiliki pandangan yang berbeda tentang pekerjaan maupun diri kita. Jika orang-orang di sekitar kita tidak suka mendengarkan musik yang terlalu keras, mbok ya ngedengerin musiknya juga jangan terlalu kenceng.

Ada banyak hal yang membutuhkan adaptasi. Ada banyak cara juga untuk beradaptasi. Adaptasi membuat kita bisa hidup harmonis dengan yang lain tanpa meninggalkan identitas kita yang sebenarnya. Adaptasi itu mudah, sepanjang kita mau melakukannya dan belajar untuk melakukannya.

So, apa sih sebenarnya kendala beradaptasi? Kok ya masih saja ada orang yang digosipin atau bahkan dipanggil public enemy karena faktor sikap mereka yang ngeselin? Hohoho, unfortunately saya sendiri nggak bisa jawab. Soalnya saya bukan seorang public enemy sih, dan tidak pernah berniat untuk menjadi seorang public enemy!


-----------------------------------------------------------

I wrote this passage after hearing my friend’s complain about the attitude of a person whom called as public enemy in her office. One interesting sentence I got from this friend to show her resentment was : it would not be a matter if she lived by herself in a forest with her attitude that never could adapt with the others!

0 comments: