Tuesday, April 27, 2010

Tiga Hari di Bandung

’’Bandung tuh sekarang panas banget, Mir. Gila, ampun deh panasnya sekarang’’.

Repetisi seorang teman waktu kita chatting di ym. Dalam bayangan saya, Bandung sekarang menjelma menjadi sebuah kota yang sangat panas, sepanas Jakarta mungkin :)

------------------------------

Akhirnya, setelah beberapa minggu hanya berencana tanpa realisasi, weekend ini saya benar-benar bisa ke Bandung.

’Baru kayak gini dibilang panas banget?’

Komentar saya dalam hati pas sampai di Bandung. Ini mah panasnya belum seberapa dibanding kota tempat tinggal saya sekarang :D.

Memang sih lebih panas dibanding sekitar 3 tahun lalu ketika saya masih tinggal di Bandung. Jaman kuliah dulu saya masih sering tidur dengan penampilan ala ’Ninja’: topi, syal, sweater, kaos kaki, dan celana panjang. Masih ditambah selimut untuk mengindikasikan betapa dinginnya Bandung di masa itu.

Meski memang terasa lebih panas sekarang, tapi panasnya Bandung masih dalam tahap wajar lah kalau bagi saya, setidaknya saya masih berani memakai baju berlengan pendek (kalau di Jakarta pake lengan pendek, beuh yang ada langsung gosong tuh kulit :p). Masih terasa ada hawa angin, airnya juga masih dingin. 

Cuma 3 hari saya di Bandung, dari Jumat sampai Minggu, tapi cukup untuk mengobati kerinduan saya dengan kota ini.

Meski hanya tinggal beberapa tahun di Bandung selama kuliah, tapi sedikit banyak kota ini memberikan kenangan tersendiri buat saya. Waktu kuliah, episode jalan-jalan dengan teman-teman kuliah, masa di mana harus ngirit tiap akhir bulan (haha, khas anak kos pisan), hingga  jaman ’grudak-gruduk’ menyeimbangkan waktu antara kuliah dan kerja.

Banyak cerita juga yang terjadi di Bandung. Tentang seorang mahasiswa perantauan yang di awal-awal kuliah seringkali mudik ke Magelang dengan alasan home sick, namun akhirnya jatuh hati juga dengan kota ini.  Atau cerita saat belajar hidup mandiri terpisah dari keluarga, yang tenyata tidak semudah seperti yang dibayangkan.

Di kota ini, saya belajar banyak tentang bagaimana hidup merantau, dengan segala seni, suka dan duka-nya.

Bandung, entah panas, lebih panas atau kembali dingin seperti dulu, whatever the weather, still, I love this place.

0 comments: