-----------------------
Saya percaya dengan sesuatu bernama proses.
Sesuatu yang akan menjadikan kita dari tidak tahu menjadi tahu ataupun dari peragu menjadi bisa mengambil keputusan. Tentunya masih banyak definisi tentang proses itu sendiri, yang mungkin berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Berawal dari obrolan ringan dengan seorang teman, yang menceritakan adanya kekosongan jabatan di kantornya.
Dari seorang pendengar yang baik, mak senik (dalam bahasa Jawa berarti tiba-tiba, entah dari mana datangnya.), dia tiba-tiba bertanya balik pada saya, what would I do if I were her?
Everything has its own process, segala sesuatu itu ada prosesnya.
Siapa sih yang bekerja tidak ingin mendapatkan reward ataupun pengakuan atas pekerjaan yang telah kita kerjakan? Entah berupa peningkatan karier, kepercayaan dari perusahaan tempat kita bekerja ataupun reward dalam bentuk something real yang dapat kita genggam.
Namun, ada proses sebelum semua itu tercapai. Proses pembelajaran untuk menentukan apakah kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik tiap harinya dengan beragam ilmu dan kesempatan yang kita dapat atau tidak.
Bukannya tidak ingin maju ataupun tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri, namun saya hanya tidak ingin bayangan reward menganggu pikiran saya dan membuat saya jadi melupakan proses itu sendiri. Saya juga tidak ingin bayangan reward justru membuat saya melupakan fokus saya bekerja, untuk memberikan yang terbaik bagi siapapun yang bekerja sama dengan saya.
Saya menikmati proses di mana saya belajar setiap harinya. Saya menikmati bertambahnya ilmu yang saya dapat tiap saat. Menikmati juga proses saat saya belum berani memutuskan sesuatu hingga menjadi untuk berani mengambil keputusan dengan cepat. Dan menikmati saat-saat di mana saya tidak tahu menjadi tahu.
Reward, jikalau satu hari nanti memang menjadi rezeki saya, saya harap ia datang di saat memang saya sudah pantas mendapatkannya atas pekerjaan yang telah saya lakukan. Bukan karena tidak adanya orang lain.
---------
0 comments:
Post a Comment